TEMBAKAU
­Ciri-ciri Nikotiana tabacum L. :
1.       Mahkota memiliki warna merah muda – merah, berbentuk terompet
2.       Habitusnya piramidal
3.       Daun berbentuk lonjong dan bentuknya runcing

Pasca panen tembakau
#Kualitas daun tembakau saat panen dipengaruhi:
1.       Umur panen: umurnya cukup, Daun masak petik, Warna hijau kekuningan, 90-100 hari setelah tanam,
2.       apabila belum cukup umur :
a.       krosok rendah
b.      warna krosok coklat atau hijau mati
c.       kurang beraroma
3.       apabila lewat umur:
a.       krosoknya rendah
b.      warna krosok merah tua
c.       kurang beraroma
d.      mudah busuk
#Kalsifikasi daun:
1.       tembakau cerutu
a.       daun pasir /koseran (1-5), kaki (6-13)
b.      daun kaki -> daun kaki pertama dan daun kaki atas (dkp dan dka)
c.       daun tengah / madya, dmp+dma (14-22)
d.      daun pucuk / top bland, 23 – seterusnya.
Khusus tembakau vortendland dan besuki naa ogst, daun kaki merupakan daun kualitas baik
2.       tembakau sigaret
a.       daun pasir / lugs
b.      daun bawah dan tengah /cutters
c.       daun atas, least
d.      daun pucuk, tips
Tembakau virginia daun bawah dan daun tengah baik.
3.       Tembakau rajangan
a.       Lembar daun pasir dan 1-2 daun kaki berkualitas baik, untuk krosok sebagai filter cerutu, daun tengah kurang baik
#Cara panen
1.       Pemetikan tembakau dapat dilakukan dengan menebang pohonnya atau memetik saja
2.       Panen dilakukan pagi hari, yaitu jam 6-10 (deli), sore hari (14.00-17.00) untuk besuki kemudian turki dan sigaret (8.00-10.00)

#Penanganan hasil
                Kerusakan daun dapat terjadi karena:
1.       Fisik: robek, terlipat dan terpotong
2.       Kimia: ketika fermentasi daun menguning
#Pengolahan tembakau
1.       Sortasi pendahuluan, yaitu kegiatan memisahkan daun tembakau menurut varietas, kemasakan, dan ukuran kecacatan serta posisi atau letak daun
2.       Penyujenan, yaitu penataan daun dengan menusuk bagian pangkal sebelum proses pengeringan
3.       Pengolahan daun:
a.       Pengeringan, dari daun basah jadi kering, caranya dengan matahari, menganginkan, pengasapan, panas buatan dan perajangan
b.      Pyrolisis, yaitu destilasi tanpa pelarut / liquid smoke
#Faktor yang mempengaruhi mutu tembakau
1.       Ukuran, bentuk dan letak daun tembakau
2.       Tulang dan lamina daun, halus=baik
3.       Tenunan daun: halus=baik untuk cerutu, pembalut, dan pembungkus karena menyebabkan rata dan daya bakar baik
4.       Tebal daun: 200-400 mm, rendemen=perbandingan produk dg bahan baku, rendemen 12-16%, rajangan 6-7,5%
5.       Kepadatan daun
6.       Berat daun / satuan luas
7.       Keelastisan daun: kemampuan daun dalam keadaan lembab dapat direntangkan sampai batas tertentu tanpa menjadi robek
8.       Bodi / kelunakan: ringan (kering), berat (basah)
9.       Getah daun
10.   Mutu bakar: meliputi daya bakar, kecepatan membara dan pembakarn sempuran serta keteguhan abu
11.   Kuat fisiologis: jumlah alkaloid dalam krosok (%nikotin)
12.   Warna daun: diketahui dengan pengamatan
13.   Aroma daun: hasil pyrolisis bahan gum
14.   Rasa daun: tergantung konsumen
15.   Sifat higroskopis: tergantung kandungan N
#Tembakau cerutu
-Merupakan jenis rokok yang seluruh bagiannya terbuat dari tembakau kering
-Rokok cerutu yang berbentuk seperti rokok adalah “cigarilos”
-Bagian rokok cerutu:
1.       Pembalut (wrapper, bekblad) pembungkus rokok paling luar
Syarat krosok pembalut (4,5%):
a.       Daun cukup masak, sehat, cukup masak, utuh, elastis
b.      Lebar, panjang > 35 cm
c.       Hasil curing baik
d.      warna seragam
e.      tipis, lemas dan halus
f.        daya pijar atau mutu bakar baik
g.       rasa dan aroma netral atau ringan
2.       Pembungkus (binder, omblad), pembungkus isi
Syarat krosok pembungkus (10,5%):
a.       Daun cukup tua dan sehat
b.      Daun boleh lebih tebal dari pembalut
c.       Hasil curing baik, relatif elastis
d.      Lebar, panjang + 30cm
e.      Warna agak rata
f.        Mutu bakar baik
g.       Aroma baik
h.      Rasa gurih
3.       Pengisi (filter, vulzel)
Syarat krosok pengisi (85%):
a.       Mutu baik -> daun cukup masak dan sehat, warna rata, rasa dan flavor baik, daya bakar baik
b.      Mutu sedang -> daun kurang masak dan sehat, warna cukup rata, rasa tajam, flavor kurang baik, daya bakar cukup baik
c.       Mutu jelek -> daun kurang masak dan kurang sehat, warna kurang rata, rasa dan flavor tidak baik, daya bakar kurang baik
#Tembakau cigaret
1.       Tembakau cigaret rokok putih, bahan bakunya adalah tembakau flue cured (pengeringan dioven)
2.       Rokok kretek, bahan bakunya tembakau rakyat ditambah cengkeh
Syarat umum tembakau cigaret putih dan kretek:
1.       Cigaret putih
a.       Panjang krosok 15-20 cm
b.      Warna kuning cerah
c.       Daya bakar bagus, agak mild / ringan
d.      Nikotin rendah
2.       Kretek
a.       Tidak ada batasan mengenai panjang krosok
b.      Warna coklat sampai hitam tergantung varietas
c.       Daya bakar bagus
d.      Nikotin tergantung varietas
#Pengolahan tembakau rajangan
1.       Tahap proses:
a.       Pemeraman
Tempat ventilasinya baik dan tingkat kelembaban tidak jauh beda antara siang dan malam. Daun ditumpuk di tempat pemeraman selama 3-4 hari sampai berwarna kuning merata
b.      Sortasi
Dilakukan berdasarkan gradasi daun, berdasarkan warna (kuning sampai coklat), pegangan (halus sampai kasar), dan aroma (harum sampai tidak beraroma)


c.       Perajangan
Dilakukan dengan alat perajang, sederhana dan halus kasarnya pasar
d.      Pengeringan
Biasanya dengan panas matahari, ketebalan hamparan 3 cm, hingga kadar air 40%
e.      Pengebalan
Daun tembakau yang sudah lemas dan elastis diatur berlapis kemudian digulung, berat 1 bal 40-100 kg
#Teknik pengolahan tembakau cerutu
1.       Pengeringan
Dilakukan secara alamiah:
a.       Persiapan pengeringan: daun dikelompokkan menjadi 4 macam kelas, yaitu:
AA = P >47cm
A = P 41-47 cm
BB = P 36-41 cm
B = P 25-36 cm
b.      Penyiapan penyujenan: daun tembakau yang berukuran sams disujen dengan arah berhadap-hadapan, daun yang luasnya besar diletakkan ditengah dan yang kecil dipinggir guna menyeragamkan pengeringan
c.       Jalannya pengeringan: rata-rata fluktuasi suhu 25-35­oC dengan RH 43-96%, lamanya proses pengeringan tergantung cuaca dan jenis daun
d.      Perubahan kimia:
a.       Perombakan klorofil menjadi karoten dan xanthofil oleh enzim klorofilase
b.      Pembentukan warna coklat akibat oksidasi polifenol oleh enzim polifenol oksidase -> protein polifenol bermutu tinggi berwarna gelap -> tidak terjadi reaksi milard karena tidak menggunakan suhu tinggi
c.       Perubahan biokimia senyawa N, protein dirombak menjadi asam amino dan amonia
d.      Perubahan biokimia senyawa dinamis: karbohidrat polisakarida dan disakarida -> monosakarida
e.      Oksidasi sempurna: karbohidrat -> CO2 dan H2O
2.       Fermentasi
Syarat:
a.       Ada bahan yang akan diubah: Protein dan karbohidrat
b.      Ada enzim yang masih aktif
c.       Suhu cukup tinggi 50-60oC
d.      Kadar air dalam tembakau cukup min. 20%
e.      Tersedia oksigen dari udara cukup
f.        Waktu fermentasi cukup
Perubahan yang terjadi:
a.       Penurunan berat, + 6-18% -> protein dan karbohidrat -> senyawa folatil
b.      Pembebasan panas, perombakan glukosa dan protein akan membebaskan panas (1 mol glukosa = 686 kal dan 1 mol protein =3000kal)
c.       Penyerapan O2 dan pembebasan CO2 reaksinya: asam amino+O2 ->CO2 +NH NH2 naik menjadi 2-3 kali lipat
d.      Perubahan derajat keasaman: NH2 naik -> pH naik. Tembakau Pensylvania=pH 6-7
e.      Perubahan kadar air: kadar air 20% menjadi kurang dari 20% sehingga tembakau menjadi higroskopis
f.        Perubahan daya pijar: kehilangan senyawa N yang larut air -> daya pijar meningkat
Pengaruh fermentasi terhadap daya pijar tembakau:
a.       Pengeringan cepat, sebelum fermentasi 4 detik setelah fermentasi 16 detik
b.      Pengeringan normal, sebelum fermentasi 9 detik setelah fermentasi 30 detik
c.       Pengeringan lambat, krosok coklat tua, sebelum fermentasi 33 detik setelah fermentasi 48 detik
Jadi jenis pengeringan dapat mempengaruhi daya pijar, dengan pengeringan cepat daya pijar hanya 4 detik dan 6 detik
                                Perubahan kualitatif:
a.       Terbentuknya aroma (amoniak)
b.      Perubahan warna (lebih gelap dan merata)
c.       Perubahan tekstur (getah hilang, tekstur baik dan lebih berbutir)
3.       Sortasi
a.       Pemisahan menurut jenis daun
b.      Pemisahan kualitas rendah (mati / nemor = S), (pecah / robek = A), (pendek = AD), (jelek = K)
c.       Pemisahan warna
d.      Pemisahan ukuran panjang
4.       Penyempurnaan fermentasi dan sortasi              
a.       Fermentasi lanjut (N fermentasi), supaya setelah pengebalan tembakau tidak mengalami fermentasi
b.      Pemeriksaan ulang (nazien), dilakukan sortasi lagi untuk menyeragamkan mutu dan panjang daun tembakau
#Hama penyakit tembakau lepas panen
1.       Kumbang tembakau: krosok hancur / lubang
2.       Ngengat : gejala kurang berarti, makan krosok
Cara penanganan:
a.       Fumigasi: insektisida gas ALP dengan dosis 2500 cc / m2 selama 3 hari
b.      Menjaga kebersihan gudang dengan menggunakan tiodan 1%
c.       Menjaga kebersihan pengangkutan
#Penyakit tembakau
1.       Penyakit kutu gudang:rhizopus Sp.
2.       Telur katak (green spot): cercospora Sp.
3.       Mozaik
4.       Black root: Aspergilus dan penicilium
5.       Cendawan : actinomicetes

2 Komentar

Posting Komentar