Gombal Mukiyo adalah istilah khas Jawa Timur-an untuk menunjukkan ekspresi ketidak percayaan. Kalau umumnya masyarakat kebanyakan bilangnya cuma "gombal" saja, maka di daerah Jawa Timur selalu disematkan kata "mukiyo" setelahnya. Meskipun banyak yang ikut-ikutan mengucapkannya, ternyata banyak juga yang tidak tau asal usul ucapan "gombale mukiyo" tersebut, termasuk saya awalnya.. Anda juga?
Menurut cerita bapakku, Mukiyo adalah orang gila yang hidup di daerah Nganjuk, Jawa Timur sekitar tahun 1960an. Mukiyo mempunyai kebiasaan jalan-jalan sambil membawa gombal (kain lusuh yang sudah tidak terpakai). Tiap menemukan gombal, Mukiyo selalu mengambil dan membawanya. Gombal yang dibawa pun semakin hari semakin banyak. Sehingga muncul istilah "Gombal Mukiyo" yang kemudian dipopulerkan oleh masyarakat nganjuk, kediri dan sekitarnya. Istilah ini sendiri mulai populer sekitar tahun 1970an.
*PS: Bapakku asli pribumi Nganjuk
Benar, sy pribadi ngalami. Ada juga seorang odgj wanita pada masa itu yg sering relanjang, panggilannya "Glingseng"
BalasHapusBanyak versi Postingan yang mengupas asal kata "Gombal" tapi menurut aku gak ada yang benar. Artikel inilah yang benar, soalnya saya termasuk orang yang hampir tiap hari menyaksikan Mukiyo dengan koleksi Gombalnya yang selalu mondar mandir sepanjang Jalan Ayani nganjuk mulai pasar wage sampai jembatan Ploso.
BalasHapusIstilah "Gombale Mukiyo" di populerkan oleh para dalang dari Nganjuk antara lain 1. Ki Panut Drmoko. 2. Ki Harjunadi 3. Ki Suwaji (Kedung dandang) pada saat keluarnya Punokawan. Istilah Gombale Mukiyo seiring perkembangan Jaman mengalami kerancuan Gombale Mukiyo - Gombal Mukiyo - Gombal.
Posting Komentar