Suatu ketika, saat membaca lima ayat pertama surat Al Alaq, terutama pada ayat "Iqra' bismirabbikalladzi khalaq", saya merasa dicintai. Dan setelah itu, setiap mendengar kata Rabb, saya selalu merasa bahwa saya telah, sedang, dan akan dicintai. Dia-lah Allah yang mencintai saya. Mengapa?
Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Sang Rabb (Allah) telah menciptakan manusia dan mengajarkan ilmu untuk bekal menjalankan amanah sebagai khalifatullah fiil ardl . Dari sana kemudian kata Rabb dalam pandangan saya adalah kata yang menunjukkan bahwa Allah mencintai kita. Dalam ayat-ayat lain di dalam Al Qur'an ketika Allah menyebut diri-Nya sebagai Rabb, Allah seakan-akan ingin menunjukkan bahwa Dia-lah yang menciptakan, merawat, dan mencukupi kebutuhan makhluk-Nya. Allah seakan-akan ingin mengingatkan kita bahwa Dia mencintai kita.
Pada awal surat Al Alaq, perintah membaca selalu diikuti dengan kata Rabb, yaitu pada ayat pertama "iqra' bismirabbikalladzi khalaq" dan ayat ketiga "iqra' wa rabbukal akram". Saya merasa Allah sedang menunjukkan bahwa membaca adalah kegiatan yang kita butuhkan untuk hidup. Allah memerintahkan membaca (baik tulisan maupun kejadian) agar manusia bisa memenuhi kebutuhannya dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Perintah membaca menunjukkan bahwa Allah perhatian dan mencintai kita. Perintah membaca adalah salah satu cara Allah merawat makhluq-Nya.
Di ayat pertama, Allah memerintahkan kita membaca dengan asma Allah sebagai Rabb, bi-ismi-rabb, bukan bi-ismi-illah. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa Rabb sebagai dzat yang mencintai, mengasihi, dan menyayangi sedangkan kata ilah selalu berdampingan dengan kata-kata menyembah, setia, mengabdi, dan kata-kata lain yang menunjukkan bahwa Allah wajib dicintai. Dengan kata ilah, Allah seakan-akan ingin menunjukkan bahwa Dia-lah yang wajib disembah dan diibadahi. Allah ingin manusia sebagai hamba-Nya mencintai-Nya dengan sungguh-sungguh. Gerbang masuk Islam pun adalah persaksian bahwa tidak ada ilah (sesuatu yang manusia wajib mencintai) selain Allah.
Rabb (Yang Mencintai) menunjukkan Allah mencintai manusia dan Ilah (Yang (wajib) Dicintai) menunjukkan manusia harus mencintai Allah. Allah sebagai Rabb sudah pasti. Diakui atau tidak diakui Dia-lah yang menciptakan, merawat dan mencukupi, sedangkan menjadikan Allah sebagai Ilah memerlukan kesungguhan karena mencintai itu lebih sulit daripada dicintai. Oleh karena itu, sebab kita sudah dicintai Rabb maka wajib bagi kita untuk mencintai Ilah. Mari mencintai Yang Mencintai agar kita semakin dicintai.

Post a Comment