BENTUK
DAN UKURAN
·
ARTI PENTING
Bentuk dan ukuran sebagai sifat dasar dari bahan
memiliki arti penting sebagai dasar dalam penentuan hal- hal berikut :
a)
perancangan alat dan bangunan
b)
penanganan hasil pertanian dan
c)
Evaluasi effisiensi mesin/ proses
d)
standardisasi mutu
Bentuk dan ukuran adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan pada obyek fisik. Dua hal ini pada umumnya diperlukan untuk
menggambarkan suatu obyek secara memuaskan. Untuk mendefinisikan bentuk
beberapa parameter dimensional perlu diukur. Pada keadaan dimana bentuk dan
ukuran berpengaruh pada proses, suatu hubungan dapat digambarkan dengan satu
persamaan berdimensi dua seperti :
I = f
(b,u)
Dimana I = indeks yang dipengaruhi oleh bentuk (b)
dan ukuran (u). Pada keadaan lain, mungkin indeks proses I tidak hanya
dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran saja karena pada beberapa bahan hasil
pertanian mempunyai bentuk tidak teratur tetapi juga oleh faktor – faktor lain
seperti orientasi (o), indeks paking (p), keteguhan (k) sehingga bentuk
fungsinya menjadi :
I
= f (b,u,o,p,k)
Contoh aplikasi rumus tersebut adalah untuk
penentuan jumlah buah tertentu untuk memenuhi suatu wadah. Volume didekati
dengan pengukuran sumbu saling tegak lurus. Kriteria pengungkapan bentuk dan
ukuran dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti dengan suatu chart
standart, menggambarkan tingkat kebulatan suatu obyek.
·
CARA MENDESKRIPSIKAN
A.
Membandingkan dengan Chart standar
I.
Irisan mendatar melintang dibanding-kan dengan chart
standar
II.
Metode sangat sederhana
III.
Penilaian satu dapat memberikan evaluasi berbeda
pada obyek sama
Pada cara ini penempang lintang memanjang dan
melebar dari suatu obyek dibandingkan dengan bentuk – bentuk yang ada pada
chart standart. Deskripsi bentuk – bentuk adalah sebagaimana tabel berikut :
Round Mendekati spheroid (bentuk bola)
Oblate Datar/rata pada ujung-ujungnya
Oblong Diameter tegak lebih besar daripada diameter
mendatar
Conic Mengerucut ke arah ujung
Ovate Bentuk seperti telur melebar pada bagian tangkai
Obovate Kebalikan dari ovate
Elliptical Mendekati bentuk ellips
Truncate Kedua ujung persegi atau datar
Unequal Satu sisi lebih besar dari
lainnya
Ribbed Penampang lintang, sisi-sinya lebih atau kurang
melingkar
Regular Penampang lintang mendekati bentuk lingkaran
Irregular Penampang lintang ada bagian yang berkurang
B.
Roundness
Roundness adalah suatu ukuran keruncingan sudut
suatu dahan padat. Ada beberapa cara untuk menggambarkan roundness, yaitu :
|
(a) Roundness =
|
(b) Roundness =
|
(c) Roundness ration =
Ap = luas proyeksi terbesar obyek pada posisi diam
Ac = luas lingkaran luar terbesar
r = jari –
jari tiap lekukan dalam sebagaimana pada gambar
R = jari –
jari lingkaran dalam besar
N = jumlah
lekukan
Untuk
roundness ratio, r = jari – jari lekukan paling runcing
C.
Sphericity
Konsep dasar geometric sphericity didasarkan pada
sifat perimetrik bola. Sphericity didefinisikan :
de = diameter bola yang volumenya sama dengan obyek
dc = diameter lingkaran luar terkecil dari obyek,
biasanya adalah diameter terpanjang
dari obyek.
Jika
volume obyek dianggap sama dengan volume elips yang mempunyai tiga sumbu yang
saling berpotongan a, b, dan c serta a adalah sumbu terpanjang, maka spericity
dapat dinyatakan sebagai berikut :
|
Sphericity =
|
Sphericity =
a = sumbu terpanjang
b = sumbu terpanjang tegak lurus a
c = sumbu terpanjang tegak lurus a dan b
NILAI SPHERICITY BEBERAPA BUAH
Jenis buah Sphericity
Apel McIntosh 90
Apel Golden Delicious 92
Apel Red Delicious 92
Apel Rome 89
Cherries 95
Peaches Red Haven 93
Peaches Elberta 97
Pears Maxine 89
D.
Pengukuran
dimensi tri-axial
Pengukuran dimesi bahan berukuran
kecil menggunakan tri-axial
n
proyeksikan sample pada pembesar fotografi (misalnya OHP).
n
letakkan pada bidang datar, cari posisi
sehingga didapatkan luas proyeksi terbesar.
n
letakkan pula millimeter pada bidang datar sehingga ukuran diameter biji
dapat diketahui.
n
cari posisi di mana didapatkan luas proyeksi terkecil dan ukur
diameternya.
n
cara yang lebih cepat dengan menggunakan shadowgraph
Untuk bahan – bahan berukuran kecil seperti biji –
bijian penggambarkan bentuk dilakukan dengan mengukur dimensi sumbu – sumbunya.
Cara pengukuran dapat dilakukan dengan memproyeksikan setiap sampel pada
pembesar fotografi (misalnya OHP). Biji yang diukur diletakkan pada bidang
datar, cari posisi sehingga didapatkan luas proyeksi terbesar. Letakkan pula
millimeter pada bidang datar sehingga ukuran diameter biji dapat diketahui.
Cari posisi dimana diperoleh luas proyeksi terkecil dan ukur diameternya. Sumbu
a dan b diketahui dari luas proyeksi terbesar. Sumbu a adalah sumbu panjang
dari bentuk persegi dan b adalah sumbu pendeknya. Sedangkan sumbu c diperoleh
dari sumbu terpendek pada luas terkecil.
Cara yang lebih cepat untuk pengukuran sumbu – sumbu
bahan berukuran kecil dapat dilakukan dengan menggunakan shadowgraph karena
alat ini dilengkapi dengan dua micrometer sehingga dengan instrument ini dapat
dilakukan pengukuran sumbu obyek secara lebih cepat dan akurat. Cara lain
adalah dengan menggunakan caliper. Dengan alat ini dimungkinkan mengukur sumbu
obyek secara cepat dan cukup akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Maryanto, 2005. Buku Ajar Mata Kuliah Sifat Fisik Pangan dan
Hasil Pertanian. Jember : Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas
Jember.
Wirakartakusumah, dkk., 1992. Sifat Fisik Pangan. Bogor : Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi – IPB.
Yuwanti, Sih. 2007. Handout Mata
Kuliah Sifat Fisik Pangan dan Hasil Pertanian.Jember : FTP – UNEJ.
Posting Komentar