Aghilia Ummu Syahida)*
Sudah  sekian  lama sejak salju terakhir, aku tak menjumpaimu lagi di taman tu, sudah kau pindah ke mana seperangkat lukisan – lukisan danau beku itu?
Akina, begitu coretan kecil yang tertera di bawah lukisanmu. Aku mengira itu namamu.
Dan ternyata benar. Tapi kenapa kamu menyukai winter white? Bukankah arti namamu –yang terlahir di musim semi-?,
Desember pukul 12.00, jaket – jaket tebal menemaniku menyambangi daigo-ji. Jembatan itu sudah putih tertutup salju, daun – daun merah dan oranye sudah membeku.
“Tunggu…!!!”
Kalimat itu menghentikanku
“Kamu? Akina?” aku bertanya dengan nada terkejut.
“Iya, siapa namamu?”
“Harumi”
Setelah tahu namaku, Akina berlalu mendahuluiku menuju daigo-ji dan aku masih menatap heran dari atas jembatan.
Desember pukul 12.00, Akina dan dingin salju di pelataran daigo-ji.
--------<<>>---------
Aku masih belum sempat bertanya apapun tentang Akina, hilang dan dating begitu saja dia.
Winter white sudah hamper usai, spring season di depan mata. Harusnya aku bertemu Akina di musim ini, di musim di mana dia terlahir.
“Harumi, Kemarilah”Ryu memanggilku
“Ya…”
“Aku menemukan ini di daigo-ji, aku rasa kamu mengenalnya, tulisan di bawah lukisan itu…”
Ryu menyodorkan sebuah lukisan yang kurasa sangat aneh, tapi aku yakin banyak menyimpan arti, tulisan di bawahnya adalah –Akina-
“Ini lukisan Akina…”
“Siapa dia?”
“Pemuda aneh itu, untuk apa dia melukis gambar ini?”
Ryu menggelengkan kepala, kemudian menatap coretan lukisan itu.
“Harumi-Chan, ini pasti ada hubungannya denganmu”
Aku memandang lukisan daun – daun berguguran di tanah dan ranting – ranting terbang
Apa maksudnya?
Entahlah…
(* adikku yang pertama


Post a Comment