RESUME
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LEMAK DAN MINAK
“MINYAK KELAPA SAWIT”
A.    Kelapa sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.

Kelapa sawit merupakan famili Arecaceae ataua famili palma yang digunakan dalam pertanian komersil untuk pengeluaran minyak kelapa sawit, ada dua spesies, yaitu:
-          Elaeis guineensis, pohon kelapa sawit afrika, berasal dari afrika barat diantara angola dan gambia.
-          Elaeis oleifera, pohon kelapa sawit dari amerika, berasal dari amerika tengah dan amerika selatan.

Kelapa sawit mulai berbuah pada usia 4 – 6 tahun dan mampu hidup hingga 20 – 25 tahun. Usia matang kelapa sawit ketika berusia 7 – 10 tahun, dimana telah menghasilkan buah tandan segar (fresh fruit bunch). Setelah itu biasanya mengalami penurunan produksi buah tandan segar.

B.     Ciri – ciri fisiologi kelapa sawit
Pohon kelapa sawit memiliki beberapa bagian, yaitu antara lain:
1.      Daun
Daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
2.      Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
3.      Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
4.      Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
5.      Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskarp, serabut buah
c) Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang dilapisi kulit tipis. Kadar minyak dalam perikarp 34 – 40%.
C.    Produk kelapa sawit
1.      Minyak sawit kasar/crude palm oil (CPO), Merupakan minyak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan, mengandung asam lemak bebas (free fatty acid/FFA) 5% dan mengandung banyak karoten atau pro vitamin E 800-900 ppm, titik lele berkisar antara 33-34oC. berasal dari pengolahan bagian mesoskarp. Dengan teknologi pengolahan yang lebih lanjut pada CPO yaitu fraksinasi akan menghasilkan stearin dan fraksi olein. Olein diolah menjadi minyak goreng, shortening, asam lemak, gliserol, gliserin dan, sedangkan stearin diolah menjadi margarin, sabun, lilin, cocoa butter subtitution, shortening nabati dll. Selain itu CPO dapat diolah menjadi Red palm oil, dimana kandungan karoten diusahakan masih tetap tinggi, biasanya untuk minyak makan (misalnya salad dressing).
2.    Minyak inti kelapa sawit/palm kernel oil (PKO), Berupa minyak putih kekuning – kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti kelapa sawit yang telah diambil minyaknya. Kandungan asam lemak bebas sekitar 5%.
3.      Inti kelapa sawit/palm kernel, Merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak sekitar 50% dan kadar FFA –nya sekitar 5%.
4.  Oleochemicals kelapa sawit. Dari produk  turunan  minyak kelapa sawit dalam bentuk oleochemical dapat dihasilkan  Methyl Esters, Plastic, Textile Processing, Metal Processing, Lubricants, Emulsifiers, Detergent, Glicerine, Cosmetic, Explosives, Pharmaceutical Products dan Food Protective Coatings.
5.   Bungkil inti kelapa sawit/palm kernel cake, Merupakan daging inti kelapa sawit yang telah diambil minyaknya. Minyak dihasilkan melalui proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi dengan pelarut yang lazim dipergunakan.

D.    Produk minyak kelapa sawit
a.      Pangan: minyak goreng, bahan baku margarin, bahan baku butter, bahan baku shortening, dll
b.      Non pangan: karoten (obat kanker dan pro vitamin A), tokoferol (antioksidan dan vitamin E), bahan baku oleokimia

E.     Pemanfaatan kelapa sawit
Produk utama pohon kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah tandan buahnya yang menghasilkan minyak dari daging buah dan kernel (inti sawit). Minyak kelapa sawit adalah bahan untuk pembuatan mentega, minyak goreng, kue/biskuit, bahan industri tekstil, farmasi, kosmetika, gliserin, sabun, deterjen, dan pomade.
Ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kaliun dan berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi (pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan memperkaya pupuk yang dihasilkan. Ampas inti sawit (bungkil) digunakan untuk makanan ternak, sedangkan batang dan pelepah daun merupakan bahan pembuat particle board.

F.     Pengolahan minyak kelapa sawit
Teknologi pengolahan kelapa sawit yang paling efektif berada pada skala besar. Proses pengolahan minyak kelapa sawit:
a.       Pemanenan, tanaman yang telah berumur ±31bulan dapat di panen. Ciri – ciri tandan matang panen adalah adanya buah yang lepas dari tandang ≤ 5 buah pada berat tandan < 10kg dan ≥ 10 buah pada berat tandan ≥ 10kg.
b.      Sterilisasi, memberikan steam/uap air pada tandan dalam suatu alat steriliser dengan tujuan untuk merusak enzim lipolitik yang mencegah proses hidrolisis pembentukan asam lemak bebas, memudahkan pelepasan buah dari tandan, melunakkan buah dan mengkoagulasi gum supaya mudah dalam pengambilan minyak.
c.       Stripping/threshing/pemipilan, bertujuan untuk melepaskan buah dari tandan (brondolan) dengan cara dibanting menggunakan alat stripping. Minyak hasil ekstraksi tidak terserap lagi oleh tandan dan mengurangi pengaruh tandan terhadap buah.
d.      Digesti, digunakan ketel atau tangki silinder tertutup dalam steam jacket, dimana didalamnya terdapat pisau – pisau atau batang – batang yang terhubung dengan poros utama untuk menghancurkan buah. Bagian ini berfungsi untuk membebaskan minyak dari perikarp, menghasilkan temperatur yang cocok bagi massa tersebut untuk dikempa/ekstraksi (190oC), pengurangan volume, dan penirisan minyak. Brondolan akan menjadi bubur dan minyak mulai dikeluarkan melalui lubang dibawah digester.
e.       Ekstraksi, alat ekstraksi biasanya berada dibawah digester. Dalam perusahaan biasanya menggunakan alat bernama screew press dengan prinsip kerjanya yaitu menekan bubur buah dalam tabung berlubang dengan alat ulir kemudian minyak keluar dari lubang pada alat screw press.

Ekstraksi/pengempaan menggunakan screw press:
-          Bekerja dengan tekanan tinggi yang dihasilkan dari perputaran ulir
-          Berbentuk screw/helix yang berputar dalam wadah
-          Tekanan terhadap press cake makin besar karena jarak antar uliran makin sempit
-          Dengan tekanan yang besar akan menyebabkan banyak  nut pecah
-          Cocok untuk kelapa sawit dengan persentase nut kecil da persentase serabut besar (proporsi nut terhadap buah sekitar 20%)


Interesterifikasi merupakan reaksi suatu ester dengan ester lainnya atau ester interchange. Pengaruh interesterifikasi terhadap minyak dan lemak sangat tergantung kapada komposisi dan distribusi asam lemak. Campuran lemak yang memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi dengan minyak cair akan menurunkan titik lebur melalui penataan ulang secara acak karena asam-asam lemak dari lemak jenuh menjadi terdistribusi secara luas. (Silalahi, 2002). Metode ini merupakan salah satu alternatif proses yang dapat digunakan untuk menghindari terbentuknya asam lemak trans, bahkan menghasilkan lemak zero trans (bebas isomer trans) (Petrauskate ,et.al.,1998 ; Berger and Idris, 2005; Indris and Mat Dian , 2005). Reaksi inter-esterifikasi digunakan untuk menggantikan asam lemak yang terikat pada gugus gliserol dengan asam lemak lain yang berbeda titik leleh. Reaksi intra-esterifikasi dilakukan dengan menukar-nukar posisi asam lemak pada rantai gliserol tanpa mengubah jenis asam lemaknya.

Reaksi interesterifikasi dalam trigliserida dapat berlangsung baik secara intramolekuler maupun intermolekuler. Relokasi gugus asil dari asam lemak dalam molekul trigliserida yang sama disebut intraesterifikasi ,sedangkan perpindahan secara acak dan pertukaran gugus asil diantara molekul-molekul trigliserida hingga tercapai keseimbangan dengan semua kombinasi yang mungkin disebut dengan interesterifikasi (Davidek,et,al, 1990).

Interesterifikasi tidak mempengaruhi derajat kejenuhan asam lemak atau menyebabkan terjadinya isomerisasi asam lemak yang memiliki ikatan ganda. Jadi dapat dikatakan bahwa reaksi interesterifikasi tidak akan mengubah sifat dan profil asam lemak yang ada , tetapi mengubah lemak atau minyak karena memiliki susunan trigliserida yang berbeda. Interesterifikasi dapat terjadi dengan adanya katalis kimia (interesterifikasi
kimia atau dengan adanya biokatalis enzim (interesterifikasi enzimatik).

Post a Comment