Tak penting siapa aku
ingatlah namaku
sebutlah dalam do'amu
semoga aku sesuai dengan namaku
***

Setia
Namaku Setia Robbani. Orang-orang memanggilku Setia. Aku lahir 19 tahun yang lalu di sebuah kabupaten kecil bernama Trenggalek. Menurut orang aku ini periang, tapi aku sendiri lebih sering minder dan kurang percaya diri. Aku sekarang berstatus sebagai mahasiswa semester 2 di sebuah perguruan tinggi negeri di Kabupaten Jember. Sebuah daerah yang baru ku kenal semenjak aku resmi di terima sebagai mahasiswa di sini. Daerah sejauh kurang lebih 200 Km dari tanah lahirku.

Daerah baru ini agak begitu asing bagiku. Budaya dan kebiasaan masyarakat hasil asimilasi antara jawa dan madura membuatku harus beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan masyarakat sekitar. Bahasa madura yang lebih banyak digunakan membuat usahaku untuk memahami lingkungan baru ini menjadi lebih sulit. Untungnya, aku punya teman akrab yang dengan sabar menjadi penerjemah gratisan buatku, namanya Indra.

Indra adalah teman seangkatanku yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi. Meskipun begitu, dia sangat menguasai bahasa madura. Ibunya Indra keturunan jawa sedangkan ayahnya keturunan madura sehingga tidak heran kalau Indra menguasai bahasa madura. Kami sama-sama menempuh studi di Jurusan Teknik Elektronika. Kami mulai akrab sejak mengikuti kegiatan pengenalan kampus di Fakultas.
***

Cinta
Cinta, begitulah aku sering dipanggil karena memang orang tuaku memberikan nama Cinta Khoirunnisa padaku. Umurku 17 tahun dan saat ini aku sedang duduk dibangku sebuah SMA favorit di Kabupaten Jember. Rumahku asli Jember tapi aku tidak begitu menguasai bahasa madura sebagaimana layaknya orang asli Jember karena memang aku bukan keturunan madura dan orang tuaku pun bukan orang asli Jember. Aku tinggal di sebuah perumahan di sekitar kampus negeri ternama di Jember. Jarak dari rumahku sampai sekolah bisa ditempuh sekitar 15 menit dengan sepeda motor sedangkan untuk ke kampus hanya butuh sekitar 10 menit.

Seperti remaja-remaja pada umumnya, aku punya sahabat, namanya Citra. Kami berbeda sekolah, tapi kami sama-sama suka sekali dengan fotografi. Hoby yang sama inilah yang mempertemukan kami. Kami bertemu saat mengikuti seminar fotografi di sebuah kampus swasta. Kebetulan dia waktu itu duduk di sebelahku. Anaknya asyik, enak diajak ngobrol, periang dan alim. Saking alimnya, jilbab citra besar banget, bajunya pun biasanya longgar dan panjang, kemana-mana pakai kaos kaki padahal pas nggak lagi pakai sepatu. Hihi... untuk ukuran remaja sih agak unik karena jarang sekali ditemui anak-anak model kayak dia, tapi aku enjoy aja dengan pilihannya.

Owhya, sampai di sini dulu ya kenalannya, aku mau berangkat sekolah dulu...

Post a Comment